ABDIKU UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA: MEMBANGUN GERAKAN DARI HULU KE HILIR
Oleh: Hana Fathiya Dasairy[1]
Bagi saya, hal yang
bisa saya berikan untuk negeri adalah dengan mengamalkan ilmu. Perintah agama
islam mengajarkan mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim. Untuk itu, sudah
sepantasnya setiap manusia yang dilahirkan ke dunia mempunyai impian untuk bisa
mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Ilmu yang telah didapatkan bukan untuk
diri sendiri, melainkan untuk diamalkan kembali. Seperti kata orang bijak, ilmu
tanpa amal bagaikan pohon tanpa buahnya. Karena dengan ilmu, tentunya saya bisa
memberikan manfaat kepada banyak orang. Hal ini pula ditegaskan dalam HR. Ahmad
yang mengatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang
lain.
Faktanya, mendapatkan predikat sebagai seorang mahasiswa adalah sesuatu
yang luar biasa pada kebanyakan orang termasuk juga saya. Karena tidak semua
orang bisa merasakan menjadi mahasiswa. Bukan hasilnya yang saya banggakan,
melainkan proses panjang yang saya harus lalui untuk bisa sampai pada tingkat
mahasiswa. Karena dari prosesnyalah saya mengerti arti sebuah perjuangan.
Perjuangan untuk bisa menyongsong pendidikan yang lebih baik. Perjuangan untuk
mendapatkan satu bangku di perguruan tinggi tidaklah mudah. Dari berbagai macam
jalur masuk ujian tes masuk PTN aya coba dengan hasil sembilan kali sudah saya
dinyatakan tidak lulus. Namun kegagalan tidak menyurutkan langkah saya untuk
terus belajar karena saya selalu percaya bahwa jalan akan terus terbuka jika
kita terus berusaha pantang menyerah. Terbukti saya bisa menemukan jalan terang
ini. Jalan yang Allah berikan kepada saya hingga akhirnya saya menemukan jati
diri saya sebagai mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dan akhirnya sampailah saat ini saya berada pada titik dimana saya
sudah ‘Maha-siswa’. Menjadi mahasiswa tidak berarti selesai sampai disini, tapi
saya berdiri di depan untuk mengemban sebuah amanah. Amanah ini adalah
peran saya sebagai mahasiswa. Peran
mahasiswa bagi bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan
mendengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai
perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut
adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai
kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum
yang sudah rusak moral dan perilakunya dan juga sebagai generasi pembaharu yang
memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada
suatu kaum.
Negara saya ini memang memiliki beragam masalah. Korupsi seperti
sudah hal yang biasa dilakukan oleh para pemimpin bangsa. Belum lagi kualitas
pendidikan dan kesehatan Indonesia yang masih terbilang rendah, pengelolaan
sumber daya alam yang buruk, kerusakan lingkungan, sempitnya lapangan
pekerjaan, perdagangan bebas produk tembakau dan narkotika, serta masalah yang
paling besar Indonesia hadapi sekarang adalah kemiskinan dan krisis karakter.
Inilah tugasku sebagai mahasiswa untuk memikirkan bagaimana cara menyelesaikan
permasalahan bangsa yang perlahan mulai menjadi budaya bangsa Indonesia.
Jika melihat potret pendidikan di pelosok Indonesia, ternyata masih
banyak teman-teman kita diluar sana yang membutuhkan uluran tangan kita untuk
membantu mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Mungkin saya adalah orang
yang lebih bernasib baik dari mereka di pelosok sana. Walaupun banyak tantangan
yang mereka hadapi seperti akses sekolah yang sulit dengan jarak berkilo-kilo
meter bahkan harus menyebrangi sungai tanpa jembatan, fasilitas di sekolah
tanpa meja, kursi, dan papan tulis, pakaian lusuh, tak bersepatu, belajar
saling berhimpitan tanpa alas tikar, dan minimnya guru tampaknya tidak
menyurutkan semangat mereka untuk menyongsong pendidikan yang lebih baik.
Apakah sebagai seorang yang terpelajar saya hanya diam? Tentu
jawabannya tidak. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa. Salah satunya
adalah membangun sebuah gerakan. Berbicara tentang gerakan tidak melulu soal aksi
turun ke jalan, melainkan gerakan mahasiswa adalah sebuah gerakan yang memiliki
1001 alternatif yang intinya bagaimana gerakan mahasiswa tersebut bisa menjamin perubahan dalam masyarakat itu
tercapai. Gerakan itu bisa dilakukan dimulai dari hulu yaitu dari hal kecil,
dari diri sendiri, dan dari sekarang. Hal yang ingin saya lakukan adalah menciptakan
gerakan pendidikan. Gerakan yang terdiri dari beberapa orang atas visi
bersamanya untuk memajukan pendidikan Indonesia. Menjelajah dan mengkaji pelosok negara
Indonesia atau bahkan daerah sekitar tempat tinggal kita yang sekiranya tidak
mendapatkan pendidikan yang layak. Hal yang bisa kita lakukan selain
menyumbangkan tenaga kita menjadi pengajar, kita bisa melakukan advokasi kepada
stakeholder terhadap perubahan dari kebijakan publik yang menyimpang.
Dimulai saat mahasiswalah saya belajar bagaimana cara mengorganisir dan
mengembangkan masyarakat. Hal itu bisa saya dapatkan ketika saya memilih jalan untuk menjadi aktivis kampus
disamping belajar dikelas dengan harapan bisa memberikan sesuatu untuk bangsa
mengingat peran mahasiswa sebagai agent of change dan agent of
social control yang merupakan penyambung lidah rakyat. Hal ini sesuai dengan Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang menyiratkan aspek pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Dari konsep ini terlihat jelas bahwa ruang lingkup mahasiswa adalah
studi dan masyarakat.
Dengan menjadi aktivis, banyak hal yang bisa saya lakukan
dari menjadi relawan pendidikan, relawan kesehatan, dan relawan kemanusiaan.
Menjadi relawan berarti aku harus siap melakukan sesuatu hal dengan sukarela
dan mengorbankan pikiran, waktu dan tenaga. Istimewanya seorang relawan adalah
bisa memberikan keuntungan positif bagi lingkungan atau organisasi yang
dibantunya.
Kita sebagai
mahasiswa yang tak terpisahkan dari rakyat. Lebih bernasib baik dan mempunyai
waktu luang dalam belajar dan mengembangkan pengetahuan kita dibanding buruh, tani, dan kaum miskin kota.
Sudah seharusnya kita bisa meluangkan waktu lebih dalam perjuangan terorganisir agar
teman-teman kita dan rakyat luas
kedepannya bisa menikmati pendidikan yang selama ini diabaikan pemerintah.
Sudah saatnya kita bergerak mengabdi untuk negeri. Atas nama bangsa Indonesia
saya siap mengikuti Gerakan Banten Mengajar yang merupakan tonggak awal
kemajuan pendidikan. Saya siap mengabdi untuk Indonesia walaupun didepan sana
banyak rintangan yang harus dilewati karena
sejatinya orang-orang yang sukses adalah mereka yang berani gagal di awal.
[1]
Mahasiswa semester empat Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar