[Pernyataan
Sikap Departemen Kajian Isu dan Aksi Strategis DEMA FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta]
Regulasi
yang lemah mengharuskan Indonesia terus berada dalam lingkaran jeratan setan kemiskinan. Banyak pemerintah dan
regulator haus akan kekuasaan. Mereka rela menjual bebas asset-aset negara dan bangsanya demi keuntungan sekelompok
orang semata.
Indonesia mempunyai sejarah kelam dimana sudah empat
kali penjajah industri asing berhasil masuk mengadakan pameran mesin-mesin
penghasil rokok. Pameran ini bukanlah pameran biasa melainkan sengaja
diciptakan untuk menarik produk baru serta meningkatkan perokok anak dan
remaja. Tahun 2010 adalah pertama kalinya pameran rokok berskala internasional
menjajah Indonesia. Kemudian kembali datang
pada tahun 2012 dengan nama World Tobacco Asia (WTA) yang
diselenggarakan di Jakarta. Pameran ini berhasil diberhentikan paksa
melalui aksi demonstrasi sejumlah mahasiswa dan pihak asing berjanji tidak akan mengadakan acara serupa. Namun janji manis hanyalah tipuan semata. Mereka
hadir lagi pada tahun 2014 bertajuk Inter-tabac yang diselenggarakan di Bali. Untungnya, pameran ini berhasil
digagalkan oleh para aktivis yang peduli terhadap kesehatan masyarakat serta peran
Gubernur Bali yang menolak acara tersebut. Namun lagi-lagi untuk kesekian kalinya sangat disayangkan, pameran ini berhasil
diselenggarakan di JiExpo pada tahun
2016 dengan nama World Tobacco Process
and Machinery (WTPM) Asia Exhibition meskipun
sebelumnya sudah ada pergolakan dari mahasiswa.
Seperti tidak ada
efek jera atas kerugian yang diakibatkan oleh rokok. Sejarah kelam WTPM
2016 membuat Indonesia kembali menjadi sasaran empuk negara asing untuk
menyelenggarakan pameran bertajuk tembakau tersebut pada tahun 2017. Mengingat World Tobacco Process and Machinary (WTPM) Asia Exhibition di Jakarta
International Expo Centre (JIExpo) pada tahun 2016 dipersilahkan dengan
baik oleh gubernur daerah Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Dan benar, acara
pameran ini berjalan mulus pada tanggal 27-28 April 2017 di JiExpo.
Mahasiswa terus berjuang menggagalkan pameran tersebut. Aksi damai dilakukan sekitar 300 mahasiswa
pada Rabu (27/4/2016). Dengan niat tulus murni
untuk memperjuangkan hak dan kesehatan rakyat Indonesia, mahasiswa justru
mendapat sambutan tak menyenangkan dari aparat keamanan yang telah bersiap
siaga mengamankan lokasi pameran. Respon kurang baik itu tidak menyurutkan
tekad para mahasiswa untuk tetap bertahan di area JI Expo, hingga akhirnya
terjadi saling dorong dengan aparat keamanan. Tragedi na’as bermula saat
memasuki waktu sholat dzuhur, aparat keamanan mengambil kesempatan untuk
melemahkan barisan mahasiswa. Disaat sebagian mahasiswa selesai shalat
bergantian, polisi mulai memukul mundur mahasiswa menggunakan tameng, hingga
mahasiswa yang masih shalat juga ikut terdorong. Saat aksi saling dorong itulah, beberapa
mahasiswa terluka. Enam mahasiswa tertangkap, dua diantaranya terluka. Berbagai tragedi tak menyenangkan terjadi.
Hal ini jelas merupakan bentuk pembatasan aktualisasi kemerdekaan mengemukakan
pendapat di muka umum berdasar pada UU No. 9 Tahun 1998 Pasal 9 poin (a) tentang
bentuk penyampaian pendapat di muka umum dapat dilaksanakan salah
satunya dengan unjuk rasa atau demonstrasi. Hal ini sangat dikecewakan terhadap
sikap aparat kepolisian atas
tindakan brutal yang telah dilakukan. Tidak berhenti disitu, upaya pembatasan aktualisasi kemerdekaan
mengemukakan pendapat di muka umum juga dibuktikan dengan penawaran negosiasi
yang sama sekali tidak berimbang.
KINI, PENJAJAH ITU KEMBALI LAGI !!!
WTPM Asia 2017 akan diselenggarakan di
Jakarta International Expo
Centre (JIExpo) pada tanggal 17-18 Mei 2016. Agenda besar industri rokok yang pelan-pelan akan menggantikan buruh
linting dengan mesin hingga berpotensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran dengan
pergeseran mekanisasi dari sumber daya manusia menjadi mesin.
Demi rakyat Indonesia, sebagai mahasiswa kesehatan tentunya kita tidak akan tinggal
diam,sebab diam adalah penghianatan. Kami akan terus melawan, melawan kedzoliman yang berkedok pameran. Mari satukan langkah, satukan mimpi untuk
Indonesia yang lebih baik.
Oleh karena
itu, Departemen Kastrat DEMA FKIK menyatakan MENOLAK WT Process
and Machinery Asia Exhibition dengan alasan:
1. Berpotensi
menaikkan jumlah PHK di industri rokok mengingat kenaikan terjadinya Pemutusan
Hubungan Kerja ssebanyak 12.288 buruh pada tahun 2014 dan mengalami kenaikan
pada tahun 2015 sebanyak 20.014 akibat perubahan dari produksi linting tangan
menjadi linting mesin.
2. Tidak sesuai dengan cita-cita negara
Indonesia yang termaktub dalam UUD 1945, UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan untuk mengupayakan hak udara dan lingkungan
yang sehat.
3. Indonesia akan menjadi
negara yang "tobacco-friendly" yang berarti Indonesia merupakan pasar
yang "menjanjikan" bagi industri rokok
4.
Berpotensi menaikkan jumlah perokok di Indonesia karena
ramahnya di pasaran.Berdasarkan
data Riskesdas 2013, jumlah perokok di tahun 2013 mencapai 24,3 % dari seluruh
masyarakat Indonesia. Jika
pemerintah terus melanjutkan kebijakan anti rokok
yang dinilai kurang tegas,
maka jumlah perokok akan meningkat setiap tahunnya.
5. Janji yang
diingkari. Dalam aksi protes tahun
2012 berjanji kepada mahasiswa bahwa mereka tidak akan kembali ke Indonesia
untuk melaksanakan kegiatan yang sama, nyatanya janji hanya janji melalui nama
yang berbeda mereka datang kembali dengan misi yang sama. Cek (bit.ly/janjipalsu)
6.
Mengancam buruh linting di Indonesia.Tema World Tobacco Exhibition
tahun ini adalah mengenai proses dan
mesin. Ini
jelas
merupakan agenda besar
industry
rokok yang pelan-pelan
akan
menggantikan
buruh
linting
dengan
mesin. Terlihat
dari data perubahan
selera
masyarakat
terhadap
jenis
rokokdari 2013-2015 dimana
SigarateKretekMesin (SKM)
meningkatdari 57, ke 66,2 milyar batang/tahun
dan
produksi SKT (Sigarete
Kretek
Tangan) menurun dari 35, ke
26,1 milyar batang per/tahun.
HidupMahasiswa,
Hidup Rakyat Indonesia!
#KickWTPM
#GEBRAK2017
#HidupmMAHASISWA #HidupRakyatIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar