RAINBOW AWAITED
“Aku tak
memintamu untuk bisa, aku memintamu untuk berusaha. Setidaknya apa pun
hasilnya, melakukan sesuatu lebih baik daripada berdiam diri.” – Fiersa Besari
Sepanjang sejarah peradaban manusia, baik primitive atau modern, dalam
zona kebaikan atau kejahatan, kesuksesan mereka masing-masing selalu ditentukan oleh sejauh mana usaha
mereka untuk mencapai tujuannya. Tak ada kejayaan yang diberikan oleh orang
yang berpangku tangan, tak ada kemenangan dianugerahkan oleh para penonton, tak
ada kemuliaan dan kedudukan tinggi yang disematkan kepada orang malas, tetapi
melainkan kepada orang yang hari-harinya diisi oleh usaha dan kerja keras.
Bulan ini adalah masa-masa pengisian data SNMPTN undangan. Semua siswa
berbondong-bondong untuk mengisi datanya. Pemilihan jurusan kuliah pun tidak
jarang mereka ganti-ganti karena terserang demam galau. Karena galau bertambah parah, aku meminta
pendapat teman-teman seperti apa aku dan jurusan apa yang cocok denganku. Mereka berkata bahwa Bunga itu sangat ekspresif, pandai
berkomunikasi dengan orang, dan mereka rasa aku punya skill pada dunia
pendidikan. Kata mereka aku berbakat menjadi seorang guru. Sama seperti
apa yang Bunda katakan kepadaku. Aku merenungi setiap jawaban mereka. Entah
apa yang aku pikirkan, tetapi hati kecilku masih sangat ingin bisa menjadi ahli
kesehatan . Ada satu jurusan lagi yang menarik untukku adalah aku sangat ingin
menjadi presenter berita atau wartawan. Aku senang segala hal yang berkaitan
dengan komunikasi dan dunia tulis-menulis. Rasanya berkomunikasi dengan banyak
orang adalah sesuatu yang bisa aku lakukan. Alhasil, aku memutuskan untuk
memilih jurusan manajemen komunikasi. Kamu Lintas jurusan??? Yapp, aku memang
lintas jurusan dari science ke social . Tapi pilihan pertama tetap pada
jalur yaitu pendidikan dokter gigi. “Kenapa Bunga ingin jadi dokter gigi?” satu
pertanyaan yang sering ditanyakan.
Jawabanku singkat aku ingin bisa membuat
banyak orang tersenyum dengan percaya diri.
Itu juga termasuk tugas seorang dokter gigi kan? Meski banyak yang
beranggapan jawabanku itu hanya lelucon tapi biarlah. Akhirnya selesai juga
misi pengisian data, sekarang tinggal
menunggu hasilnya. Bisa dibilang jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri lewat jalur SNMPTN atau jalur undangan ini
adalah “untung-untungan” seperti
halnya kita memenangkan undian.Tidak
bisa diprediksi yang lulus jalur undangan hanya yang selalu juara kelas dari
kelas 10 atau yang sering menyabet medali dalam lomba akademik maupun non
akademik, karena kebanyakan yang terjadi justru sebaliknya. Fatalnya, banyak siswa yang
hanya berpangku tangan degan jalur ini, mereka baru mempersiapkan tes tulis
masuk PTN atau yang kita sebut SBMPTN(Seleksi Bersama Masuk Pergutruan Tinggi
Negeri) setelah pengumuman SNMPTN. Setelah dinyatakan tidak lulus, mereka baru
deh pontang-panting belajar SBMPTN.
“Apa sih yang menyebabkan kita
gagal SBMPTN?” Sebuah artikel yang aku dapat ketika sedang mencari informasi
terkait SBMPTN. Nah loh, apa isinya? Ternyata
setelah diselidiki banyak siswa yang tidak mengetahui permasalahan ini. Hal
inilah yang akan aku bahas. Pertama, kamu terlalu berharap dengan SNMPTN
undangan. Dari pengalaman tahun lalu, ada banyak banget nihh siswa yang terlalu
percaya diri. Mentang-mentang nilai rapornya bagus dan sekolahnya di SMA favorit,
terus baru shock setengah mati ketika mengetahui dirinya tidak lulus jalur
SNMPTN undangan. Akhirnya mereka yang hanya mengandalkan jalur undangan gagal juga
bersaing di SBMPTN tertulis dari
teman-temannya yang nilai akademisnya selama ini biasa-biasa aja. Kedua, kamu
tidak mengetahui tingkat kesulitan SBMPTN. Teman-teman, tingkat kesulitan SBMPTN itu jauh
lebih sulit dari UN. Kenapa? Karena sifat soal SBMPTN itu menyeleksi beda sama soal UN yang sifatnya mengevaluasi. Dan, yang
penting kamu ketahui adalah, persentase siswa yang lolos Ujian SMA tahun 2013
mencapai 99.48 % dan hanya 18.75% yang lolos seleksi SBMPTN. Tidak mudah bukan?
Beruntunglah bagi yang sudah lulus SNMPTN. Ketiga, Kamu belum mengetahui materi
dan bahan yang perlu dipejari sampai benar-benar siap tempur buat SBMPTN. Menurut
artikel yang dimuat, ujian akan dilaksanakan dua hari karena artikel yang dimuat pada saat itu adalah
artikel tahun 2013. Buat tahun berikutnya kemungkinan besar adik-adik akan menempuh Ujian SBMPTN selama sehari. Karena
berdasarkan tahun 2015 dan 2016, soal SBMPTN itu terdiri dari 2 jenis ujian .
Jenis soal ujian pertama adalah TKPA (Tes Kemampuan dan Potensial
Akademik) yang isinya Tes Potensial
Akademik, Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Jenis soal
ujian kedua adalah TKD Saintek (Tes Kemapuan Dasar Sains dan Teknologi ) untuk
kelompok IPA dan TKD SOSHUM (Tes Kemampuan Dasar Sosial dan Humaniora) untuk
kelompok IPS. Dan bagi kalian yang ingin pilih jurusan campuran (IPA dan IPS ), kalian akan dalam
sehari mengerjakan 3 jenis ujian sekaligus dalam waktu sehari. Dan yang
terakhir, kamu belum mengetahui kondisi persaingan yang akan dihadapi. Kamu
perlu mengetahui seberapa besar pebandingan daya tamping dan peminat pada
jurusan yang kamu ambil. Inilah tantangan yang harus dihadapi ketika nanti
SBMPTN.
Dari artikel itulah yang membuatku terpacu untuk mempersiapkan SBMPTN
dari jauh-jauh hari disamping mempersiapkan Ujian Nasional. Teringat perjuangan
setahun lalu yang sangat melelahkan. Dimana dari seminggu ada hari dimana aku
harus rela pulang larut malam karena bimbel. Rumah bimbel itu sudah seperti
rumah kedua bagiku. Disanalah tempatku bertanya disaat kesulitan, dari mulai
tugas sekolah hingga hal-hal terkait perkuliahan bisa aku dapatkan dari para
tutor. Dimulai dari awal kelas 12 aku sudah mulai sibuk bimbel yang fokusnya
adalah SBMPTN. Dari teman-teman bimbingan belajar itulah aku berjuang dan
selalu termotivasi dengan semangat mereka. Rasa ketakutan membuat aku selalu
khawatir. Soal –soal itu terus mendatangiku bagaikan hantu. Aku teringat dengan
sebuah tanggung jawab besar. Tanggung jawab sebagai seorang anak untuk bisa melanjutkan
pendidikan masuk perguruan tinggi. Sejatinya, setiap kesuksesan itu butuh
pengorbanan kawan. Berhasil atau tidaknya kita nanti, itu adalah urusan Tuhan yang
maha berkehendak. Tugas kita tentunya berusaha, berdoa, dan tawakkal. Bukannya
begitu ?
Bagi seorang muslim, lihatlah diluar sana, manusia berbondong-bondong
meraih impian mereka, dengan beragam usaha, bahkan tak peduli benar salah dan halal
haram dari cara yang mereka tempuh. Hari-hari mereka, waktu dan terjaganya mata
mereka, didedikasikan untuk tujuan dan impian tersebut, walau itu suatu
kejahatan. Ada pun kita, saat ini tengah mendambakan prestasi akademis, dambaan yang benar dan
mulia. Maka apa yang membuat kita kalah
dengan usaha mereka? Apa yang membuat kita diam padahal mereka bergerak? Apa yang
membuat kita tertunduk ketika mereka tegak? Padahal kita sedang memperjuangkan
kemuliaan, yaitu ilmu, iman, dan amal yang merupakan syarat mutlak bagi
kemakmuran dunia dan akhirat. Maka itu kawan, teruslah kita berjuang dan
berusaha sampai titik darah penghabisan.
Rona bahagia terpancar dari wajah kami saat keluar kelas. Teriakan suara
kami membuat geleng-geleng masyarakat sekitar sekolah seolah mereka paham betul
apa yang kami rasakan. Detik-detik Ujian Nasional yang membuat geger otak telah
berhasil kami lewati. Yapp, hari ini UN
telah usai. Lupakan soal-soal yang tadi hampir membuat kami mati berdiri diatas
kursi,.Kita juga butuh lohh refreshing dan bersenang-senang setelah belajar
berbulan-bulan.Tidak sedikit mahasiswa SMA diluar sana yang meluapkan rasa
senangnya dengan konvoi, corat-coret baju seragam atau apalah tindakan
hura-hura yang membuat masyarakat terganggu. Namun, hal itu haram buat sekolah
kami. So, apa yang aku dan teman-teman lakukan? Kami berbondong-bondong nonton
film di bioskop. Haha itu salah satu
kelakuan kami untuk menghibur diri kami sendiri. Satu hal yang masih belum usai
adalah nasib kelulusan kami di perguruan tinggi negeri. Usai Ujian Nasional, cerita
perjuangan Bunga mengejar cita-citanya baru akan dimulai..
Bersambung..****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar